*TSd0TUWlBUC0Gpz9GSO9GpMlBA==*

3 Jenis Kapur Pertanian

Karst mountains at golden hour in Vang Vieng Laos. Foto: wikimedia commons

Tanikita.com - Batuan kapur merupakan sumberdaya alam yang dipergunakan untuk meningkatkan pH tanah masam secara praktis, murah dan aman sekaligus dapat mengurangi kandungan logam berat pada tanah. 

Ada beberapa macam kapur yang dapat digunakan. Menurut Heynes (2009) yaitu kapur kalsit (CaCO3), kapur tohor (CaO), kapur tembok (Ca(OH)2), dolomit (CaMg(CO3)2) dan kapur silika (CaSiO3).

Di pasaran dapat dijumpai tiga macam jenis kapur pertanian, yaitu sebagai berikut.

Kapur tohor

Kapur tohor dihasilkan dari pembakaran kulit kerang dan batuan kapur. Kapur Tohor disebut juga sebagai kalsium oksida dengan rumus kimia CaO. Masyarakat lokal menyebut jenis kapur ini sebagai kapur sirih karena biasa dimakan orang bersama sirih. 

Baca Juga: Manfaat Pengapuran Lahan Pertanian

Sebagian masyarakat, kapur sirih juga digunakan sebagai pengenyal makanan, campuran minyak urut, penyembuh penyakit kutil dan sebagai pengusir setan untuk orang yang kesurupan.

Kapur tembok

Jenis kapur ini dihasilkan dari pembakaran pada kapur tohor dengan menambahkan air batuan kapur. Kapur inilah yang biasa digunakan untuk cat tembok dan memberikan nuansa putih. Kapur tembok dikenal sebagai kapur hidroksida dengan dengan rumus kimia Ca(OH)2.

Kapur karbonat

Kapur karbonat merupakan Jenis kapur yang bahannya berasal dari batuan kapur dan terdiri dari dua macam, yaitu kalsit dan dolomit. Jika bahan bakunya lebih banyak mengandung kalsium karbonat dan sedikit magnesium karbonat maka kapur ini disebut kalsit. Sementara itu, jika bahan bakunya banyak mengandung kalsium karbonat dan magnesium karbonat maka kapur ini disebut dolomit.

Baca Juga: Sejarah Pekan Nasional (Penas)

Mineral kalsit adalah merupakan mineral dengan komposisi kimia CaCO3. Mineral ini dijumpai dalam keadaan murni ataupun tidak, dikarenakan adanya kandungan mineral pengikut atau pengotor. Mineral ini terbentuk sendiri yaitu dari proses perubahan dari batugamping yang mengalami pelarutan kemudian mengalami pengendapan dan mengkristal (Boynton, 1999).

Mineral kalsit adalah mineral dengan sistem kristal heksagonal belahan rhombohedral, tidak berwarna dan transparan, dan berat jenis 2,7, kekerasan 3 (Skala Mohs). Mineral ini berada pada hampir semua batuan termasuk batugamping. Mineral kalsit merupakan penyusun utama dan dominan pada kedua batuan tersebut.

Baca Juga: Musnahnya Kersip Acaman Bagi Budaya dan Makanan Khas Suku Rejang (Bagian 1)

Kapur dolomit banyak dipakai untuk mengapur tanah asam. Bahkan, kapur ini paling baik dibandingkan dengan kapur lainnya. Di Indonesia, kapur dolomit banyak diperdagangkan dalam berbagai ukuran. 

Untuk menghasilkan kapur dolomit tidak perlu dibakar seperti halnya kapur tohor. Bahan baku batuan langsung digiling dalam mesin pemecah batu. Bongkahan batuan kapur ini harus dihaluskan hingga butirannya dapat lolos pada ayakan berukuran 40 mesh sehingga menyerupai tepung. 

Kalsium kalsit memiliki kandungan kalsium oksida 47% dan kalsium karbonat 85%. Sementara itu untuk dolomit, kalsium oksida dan magnesium oksida 47% serta kalsium karbonat dan magnesium karbonatnya 85%.

Kapur dolomit sering digunakan untuk pengapuran tanah yang asam dan kapur dolomit dinilai yang paling baik diantara jenis kapur lainnya.

Daftar Pustaka

R. S. Boynton, Chemistry and Technology of Lime and Limestone. New York: John Willey and Sons, Inc, 1999.


Comments0

Komentar dengan link tidak diperkenankan.

Type above and press Enter to search.