*TSd0TUWlBUC0Gpz9GSO9GpMlBA==*

Trichoderma, Dokter dan Koki Bagi Tanaman

Trico- G.  (Trichoderma dan gliocladium) Produk perusahaan PT. Primasid yang memanfaatkan Trichoderma
Foto: Dwi Tyas Pambudi

Tanikita.com - Trichoderma adalah genus jamur filamentosa yang dikenal karena sifat-sifat menguntungkan dalam pertanian dan bioteknologi. Genus ini termasuk dalam kelas Sordariomycetes dan umumnya ditemukan di tanah dan lingkungan alami lainnya di seluruh dunia.

Perkembangbiakan Trichoderma sangat cepat dan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan enzim dan metabolit sekunder dengan berbagai aplikasi. Jamur ini dikenal dengan interaksi antagonisnya dengan jamur lain, termasuk patogen tanaman. Trichoderma dapat bersaing dan memarasitasi jamur lain, menekan pertumbuhannya, dan menghambat perkembangan penyakit tanaman yang disebabkan oleh patogen ini. Hal ini membuat Trichoderma menjadi agen biokontrol berharga dalam praktik pertanian, karena membantu melindungi tanaman dari infeksi jamur dan mengurangi kebutuhan akan fungisida sintetis.

Selain aktivitas biokontrolnya, spesies Trichoderma juga memiliki sifat-sifat menguntungkan lainnya. Mereka dapat melarutkan fosfat, membuatnya lebih mudah diakses oleh tanaman, dan menghasilkan hormon pemacu pertumbuhan tanaman seperti asam indol-3-asetat (IAA). Trichoderma juga memiliki kemampuan untuk mengkolonisasi akar tanaman, membentuk hubungan simbiotik yang meningkatkan serapan nutrisi dan meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Spesies-spesies Trichoderma telah banyak diteliti dan dimanfaatkan dalam pertanian dan hortikultura. Jamur ini digunakan sebagai biofungisida dan biofertilizer untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan tanaman. Produk berbasis Trichoderma umumnya digunakan untuk mengobati bibit, menyehatkan perkembangan akar, mengendalikan penyakit yang terkait dengan tanah, dan meningkatkan kesehatan tanaman secara keseluruhan.

Pemanfaatan Trichoderma pada lahan pertanian Foto: Dwi Tyas Pambudi

Selain itu, Trichoderma juga menarik dalam bioteknologi dan industri. Kemampuannya untuk menghasilkan berbagai enzim ekstraseluler, seperti selulase, hemiselulase, dan kitinase, menjadikannya berharga untuk berbagai proses industri. Enzim-enzim ini memiliki aplikasi dalam produksi biofuel, pengolahan tekstil, industri makanan dan minuman, dan pengelolaan limbah.

Secara keseluruhan, Trichoderma adalah genus jamur yang serbaguna dan bermanfaat dengan potensi pertanian, lingkungan, dan industri yang signifikan. Kemampuannya dalam biokontrol dan pemacuan pertumbuhan tanaman menjadikannya alat penting untuk pertanian berkelanjutan, sementara kemampuannya dalam produksi enzim berkontribusi pada berbagai aplikasi bioteknologi.

Spesies Trichoderma 

Ada banyak spesies yang termasuk dalam genus Trichoderma. Berikut adalah beberapa contoh spesies yang umum ditemukan:

1. Trichoderma harzianum

2. Trichoderma viride

3. Trichoderma atroviride

4. Trichoderma virens

5. Trichoderma reesei

6. Trichoderma koningii

7. Trichoderma longibrachiatum

8. Trichoderma hamatum

9. Trichoderma koningiopsis

10. Trichoderma lignorum

Setiap spesies Trichoderma memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda. Beberapa spesies memiliki kemampuan antagonis yang kuat terhadap patogen tanaman, sementara yang lain memiliki kemampuan untuk mendegradasi bahan organik kompleks. Selain itu, setiap spesies dapat memiliki strain atau varietas yang berbeda dengan variasi genetik yang unik.

Penting untuk dicatat bahwa daftar ini hanya mencakup beberapa contoh spesies Trichoderma yang umum ditemukan dan telah dikarakterisasi. Ada lebih dari 200 spesies yang telah diidentifikasi dalam genus Trichoderma, dan penelitian terus dilakukan untuk memahami keragaman dan potensinya dalam berbagai aplikasi.

Sebaran Trichoderma 

Trichoderma memiliki distribusi yang luas di seluruh dunia dan dapat ditemukan di berbagai lingkungan alami, terutama di tanah. Genus ini termasuk dalam kelompok jamur yang kosmopolitan, artinya mereka dapat ditemukan hampir di mana saja, dari daerah tropis hingga daerah beriklim sedang.

Dalam kondisi alami, Trichoderma sering ditemukan hidup secara simbiotik dengan tanaman dalam rizosfera, yaitu area sekitar akar tanaman di mana interaksi antara akar dan mikroba terjadi. Mereka juga dapat ditemukan di sampah organik, serasah, kayu lapuk, dan lingkungan yang kaya akan sisa-sisa tanaman.

Beberapa spesies Trichoderma memiliki preferensi habitat tertentu. Misalnya, T. harzianum dan T. viride biasanya ditemukan di tanah pertanian, sedangkan T. reesei ditemukan di tanah hutan yang kaya akan serasah dan sisa-sisa tumbuhan.

Secara umum, Trichoderma dapat ditemukan di berbagai belahan dunia, termasuk Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Asia, dan Australia. Mereka telah diisolasi dari berbagai jenis tanah, baik dari lahan pertanian, hutan, pegunungan, dan bahkan tanah yang tercemar.

Dengan demikian, Trichoderma dapat dikatakan memiliki distribusi global dan dapat ditemukan hampir di mana saja di dunia dengan kondisi lingkungan yang sesuai.

Proses pengomposan dengan memanfaatkan Trico-G (Trichoderma)

Manfaat Trichoderma 

Trichoderma memiliki berbagai manfaat dalam dunia pertanian, bioteknologi, dan industri. Berikut adalah pemanfaatan Trichoderma:

1. Biofungisida: Trichoderma digunakan sebagai biofungisida untuk mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh patogen jamur. Produk berbasis Trichoderma dapat diaplikasikan pada tanah, biji, atau tanaman untuk melindungi tanaman dari infeksi jamur patogen dan mengurangi penggunaan pestisida sintesis.

2. Biofertilizer: Trichoderma juga digunakan sebagai biofertilizer untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Produk Trichoderma mengandung mikroba hidup yang dapat berinteraksi dengan akar tanaman, meningkatkan serapan nutrisi dan mempromosikan pertumbuhan tanaman yang sehat.

3. Stimulan pertumbuhan tanaman: Trichoderma menghasilkan hormon pertumbuhan tanaman seperti asam indol-3-asetat (IAA) yang dapat merangsang pertumbuhan akar, pembentukan tunas, dan perkembangan tanaman secara keseluruhan. Hal ini membuat Trichoderma berguna sebagai stimulan pertumbuhan tanaman.

4. Degradasi limbah organik: Beberapa spesies Trichoderma memiliki kemampuan untuk mengurai bahan organik kompleks seperti lignin dan selulosa. Oleh karena itu, Trichoderma digunakan dalam pengelolaan limbah organik, seperti pengomposan, pengolahan limbah pertanian, dan pengolahan industri untuk mendegradasi bahan organik yang sulit terurai.

5. Produksi enzim industri: Trichoderma menghasilkan berbagai enzim ekstraseluler yang memiliki aplikasi industri, seperti selulase, hemicellulase, dan ligninase. Enzim-enzim ini digunakan dalam produksi biofuel, pengolahan tekstil, industri pangan, dan pengelolaan limbah.

6. Kultur tanaman in vitro: Trichoderma digunakan dalam kultur tanaman in vitro sebagai agen pengendali patogen. Mereka melindungi tanaman yang dikultur dalam kondisi steril dari infeksi jamur patogen yang dapat merusak pertumbuhan tanaman.

7. Pengendalian hama dan nematoda: Beberapa spesies Trichoderma juga memiliki kemampuan untuk mengendalikan hama dan nematoda tanah yang merugikan tanaman. Mereka dapat menghambat perkembangan hama dan nematoda melalui mekanisme antagonis dan kompetitif.

8. Biorremediasi: Trichoderma digunakan dalam biorremediasi untuk membersihkan lingkungan tercemar, seperti tanah yang terkontaminasi dengan senyawa kimia atau limbah organik. Mereka dapat mendegradasi senyawa berbahaya dan mengurangi tingkat pencemaran.

Pemanfaatan Trichoderma dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan tujuan aplikasinya. Praktik dan dosis yang tepat harus disesuaikan dengan kondisi lokal, jenis tanaman, dan masalah yang ingin diatasi.

Dari berbagai sumber.

Comments0

Komentar dengan link tidak diperkenankan.

Type above and press Enter to search.