*TSd0TUWlBUC0Gpz9GSO9GpMlBA==*

Hama Utama Tanaman Cabai (Kutu Kebul)

Kutu kebul Foto: Wikimedia Commons

Tanikita.com - Artikel ini merupakan kumpulan seri pembahasan mengenai hama utama tanaman cabai. Artikel akan dibagi menjadi beberapa part untuk membahas setiap hama. Artikel akan membahas secara praktis jenis hama, daur hidup, gejala serangan dan pengendalian.

Masyarakat Indonesia menggunakan buah cabai untuk bumbu masakan, bahan insektisida alami, bahan campuran minyak urut atau jenis lainnya. Permintaannya komoditas ini terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun mencapai 900 ton/tahun. permintaan tersebut hanya terpenuhi produksi dalam negeri sebesar 76 % sisanya di impor dari Malaysia dan Australia. 

Tantangan yang sering dihadapi petani dalam budidaya tanaman adalah serangan hama penyakit disamping harga komoditi yang sangat fluktuatif. 

Serangan hama penyakit tanaman cabai sangat beragam dan tidak mengenal musim. Seperti busuk kering pada buah, layu bakteri, busuk daun. Hama-hama utama tanaman cabai seperti Spodoptera sp, kutu daun, thrips (Wardani, 2006). 

Budidaya tanaman cabai di Indonesia banyak dilaporkan adanya serangan hama penyakit. Yang salah satunya disebabkan oleh virus gemini yang sumber vektornya adalah hama kutu kebul (Rusli et al., 1999).

Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu sentra produksi cabai di Indonesia. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, mengalami penurunan produksi akibat serangan penyakit virus Pepper yellow leaf curl virus (PYLCV) atau yang lebih dikenal sebagai virus kuning cabai (Ariyanti, 2007). 

Dalam penelitiannya Mound dan Halsey (1978) melaporkan, bahwa Genus Bemisia mempunyai 37 spesies yang diduga berasal dari Asia. Hama Kutu Kebul (Bemisia tabaci Genn.) Dengan klasifikasi sebagai berikut:

Ordo : Hemiptera

Famili : Aleyrodidae

Genus : Bemisia

Species : tabaci

Kutu kebul menyerang semua jenis tanaman, antara lain tanaman hias, sayuran, buah-buahan maupun tumbuhan liar. Tanaman yang menjadi inang utama kutu kebul tercatat sekitar 67 famili yang terdiri atas 600 spesies tanaman, antara lain famili-famili Asteraceae, Brassicacea, Convolvulaceae, Cucurbitacea, Euphorbiaceae, Fabaceae, Malvaceae, dan Solanaceae (Setiawati et al. 2003).

Perkembangbiakan 

Kutu kebul berkembang biak dengan dua cara, yaitu dengan perkawinan biasa dan tanpa perkawinan atau telurnya dapat berkembang menjadi anak tanpa pembuahan (partenogenesis). Daur hidup hama ini berkisar antara 7-10 hari. 

Kutu kebul hidup menempel pada daun, batang dan bunga. Akan terbang jika ada getaran atau disentuh daunnya. Periode makan kutu kebul atau menghisap cairan tanaman selama 30 menit dan masa inkubasi dalam serangan antara 10-11 hari tergantung kondisi lingkungan atau ekosistem hama tersebut, sedangkan masa inkubasi dalam tanaman 10-20 hari. 

Serangan

Kutu kebul menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan tumbuhan yang dapat mengakibatkan kerusakan pada tanaman. Serangan mengakibatkan daun mengkerut, melengkung, atau mengeriting, belang-belang kekuningan (klorosis). Tanaman yang terinfeksi dapat juga mengalami stunting pertumbuhan, penurunan produksi, dan performa secara keseluruhan buruk.

Dalam penelitian yang dilakukan Aryanti, (2007), serangan kutu daun akan mengakibatkan tanaman cabai mengalami penurunan produksi akibat serangan penyakit virus Pepper yellow leaf curl virus (PYLCV) atau yang lebih dikenal sebagai virus kuning cabai.

Mehta et al. (1994) dan Nooraidawati (2002) melaporkan bahwa persentase tanaman yang terserang akan meningkat dengan meningkatnya jumlah kutu kebul pada tanaman. Namun kerusakan dan kerugian yang disebabkan oleh kutu kebul tidak begitu signifikan di banding dengan penyakit virus yang ditularkannya. 

Virus ditularkan oleh kutu kebul (Bemisia tabaci) secara persisten yang berarti selama hidupnya virus terkandung di dalam tubuh kutu kebul tersebut. Beberapa penelitian menyebutkan, virus gemini tidak ditularkan lewat biji dan juga tidak ditularkan lewat kontak langsung antar tanaman. 

Kerugian akibat dari penularan virus gemini oleh kutu kebul, dapat menyebabkan kegagalan panen hampir 100%. Persentase infeksi virus gemini berkorelasi positif dengan populasi hama kutu kebul. 

Pengendalian

Pengendalian kutu kebul yang merupakan hama vektor virus Gemini dapat dikendalikan Secara Biologi, Kimia, dan Fisika

Pengendalian kutu kebul dengan metode biologi melibatkan penggunaan pemangsa alami atau musuh alami dan metode ekologi lainnya. Berikut adalah beberapa cara untuk mengendalikan kutu kebul secara biologi:

  1. Pemangsa alami: Pemangsa alami kutu kebul seperti kepik, lebah penghisap madu, larva larva pembunuh, dan larva syrphid, dianjurkan untuk menanam tumbuhan perangkap seperti nasturtium (kembang sepatu) dan tanaman mustard dapat menarik kutu kebul. Tanam tumbuhan perangkap tersebut di sekitar tanaman cabai Anda untuk menarik kutu kebul menjauh dari tanaman utama. Setelah itu, Anda juga dapat membuang tumbuhan perangkap yang terinfeksi kutu kebul secara teratur untuk mengurangi populasinya.

  2. Rotasi tanaman: Melakukan rotasi tanaman yang dibudidayakan dapat membantu mengurangi serangan kutu kebul. Dengan rotasi tanaman, Anda mengganggu siklus hidup mereka dan mengurangi populasi kutu kebul secara alami.

  3. Penggunaan Insektisida nabati: Jenis insektisida nabati seperti pyrethrum, ekstrak bawang putih, dan ekstrak cabe rawit dapat digunakan untuk mengendalikan kutu kebul.

  4. Menjaga Kesuburan Tanah: Mejaga kesuburan tanah dapat membantu tanaman cabai menjadi lebih tahan terhadap serangan kutu kebul.


Pengendalian kutu kebul secara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida yang dirancang khusus untuk mengendalikan hama tersebut. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:

  1. Identifikasi hama: Pastikan bahwa hama telah diidentifikasi adalah jenis kutu kebul.

  2. Pilih bahan aktif insektisida yang tepat: Ada beberapa jenis insektisida yang efektif dalam mengendalikan kutu kebul. Pilih insektisida yang mengandung bahan aktif seperti abamektin, imidakloprid, emamektin benzoat penggunaan secara berselang seling untuk menghindari hama menjadi kebal atau resisten. Tambahkan Penembus jenis Primaton ataupun Absa untuk melengketkan pada hama. karena kutu kebul memiliki lapisan lilin. Racun tidak efektif menempel bila tidak menggunakan penembus dan perata. yang spesifik untuk kutu kebul dan sesuai dengan jenis tanaman yang Anda miliki. Pastikan untuk membaca dan mengikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada label insektisida.

  3. Aplikasi Penyemprotan: lakukan penyemprotan insektisida sesuai dengan dosis yang direkomendasikan pada label produk. Semprotkan insektisida secara merata ke seluruh bagian tanaman, termasuk bagian atas dan bawah daun.

  4. Kegiatan pascapenyemprotan: Setelah aplikasi penyemprotan insektisida, dilakukan monitoring tanaman secara teratur untuk memastikan efektivitasnya. Seperti memantau persentase kematian hama kutu daun. Jika serangan terus berlanjut, mungkin perlu dilakukan penyemprotan ulang dengan insektisida atau mengganti dengan bahan aktif insektisida lainnya.

Pengendalian kutu kebul secara fisik menggunakan bersifat mekanis atau fisik untuk mengurangi atau menghilangkan populasi kutu kebul. Berikut adalah beberapa metode pengendalian fisik yang dapat Anda coba:

  1. Pengambilan kutu: Pembersihan tanaman secara teratur dengan mengambil kutu kebul yang terlihat dengan menggunakan jari atau alat seperti sikat gigi atau kuas lembut. Fokuskan pada bagian bawah daun dan ujung tunas, tempat kutu kebul sering berkumpul. Kumpulkan kutu kebul dan buang ke dalam larutan sabun.

  2. Semprotkan air: Gunakan semprotan air dengan tekanan sedang untuk membersihkan kutu kebul pada tanaman. Fokuskan pada daun yang terinfeksi dan pastikan untuk menyemprotkan bagian atas dan bawah daun.

  3. Penggunaan vakum penyedot: Gunakan penyedot untuk menghisap kutu kebul dari tanaman. Pastikan untuk menggerakkan vakum atau sisir dengan lembut agar tidak merusak tanaman.

  4. Gunakan jaring serangga: Pasang jaring serangga atau kain pelindung di sekitar tanaman cabai untuk mencegah kutu kebul masuk ke tanaman. Jaring ini akan menyaring kutu kebul dan mencegah mereka menyerang tanaman.

  5. Penggunaan lem serangga: Tempatkan lem serangga atau lem kuning di sekitar tanaman. Kutu kebul cenderung tertarik pada warna kuning dan akan terperangkap pada lem. Ini dapat membantu mengurangi populasi kutu kebul. Nama produk yang bisa digunakan seperti Leila, Glumon.

  6. Pemangkasan: pangakas pada beberapa bagian tanaman yang terserang kutu kebul. Ini akan membantu mengurangi populasi kutu kebul dan mencegah penyebaran lebih lanjut.

  7. Penggunaan air sabun: Campurkan beberapa tetes sabun cair non-alkali ke dalam air dan semprotkan pada tanaman cabai yang terinfeksi kutu kebul. Larutan air sabun ini dapat membantu membunuh dan mengendalikan kutu kebul secara fisik

Itulah beberapa cara pengendalian kutu kebul pada tanaman. Semoga bermanfaat.

Comments0

Komentar dengan link tidak diperkenankan.

Type above and press Enter to search.