 |
Kersip Foto: Dwi Tyas Pambudi |
2. Makanan Khas dan Sumber Protein
Keragaman dan
kekhasan makanan pada suatu tempat yang ada pada setiap etnis atau suku yang
ada di Indonesia sangat erat kaitannya dengan potensi sumberdaya alam lokal dan
kondisi sosial yang membentuk budaya masyarakat. Sumber daya alam lokal yang
ada pada suatu wilayah sangat memengaruhi kekhasan makanan lokal pada suatu
etnis.
Sebagai contoh
banyaknya sumber daya alam akan sagu yang ada di Papua menjadikan masyarakat di
Papua cenderung mengonsumsi sagu untuk makanan pokok mereka. Begitu juga banyaknya sumberdaya lokal ubi yang ada di Jawa Tengah
berpengaruh terhadap makanan lokal daerah tersebut. Sebut saja gatot, tiwul,
cenil, gaplek semua berbahan dari ubi.
Begitu juga suku
Rejang yang ada di Kabupaten Kepahiang, akibat bentukan alam dan banyaknya
sungai di daerah ini yang kaya akan potensi siput air tawar kersip, menjadikan penduduk ataupun suku
Rejang yang ada di Kabupaten Kepahiang sangat tergantung pada olahan makanan
berbahan baku siput air tawar ini. Sebut saja
kuliner yang ada di daerah ini seperti makanan olahan yang berbahan kersip; lemea dicampur dengan kersip, tumis kersip, pindang kersip,santan
rebung dan kersip, selain itu penggunaan kapur sirih cangkang kersip sebagai campuran pada olahan
lontong, ketupat, kue lepek binti, lepek
putih dan merah,merenyahkan keripik, dan lain-lain.
Makanan lokal merupakan salah satu perwujudan budaya
yang berciri lokal atau kedaerahan, spesifik
pada suatu tempat, beraneka macam dan jenis yang mencerminkan potensi sumber
daya alam lokal masing-masing etnis. Makanan tidak hanya sebagai sarana untuk pemenuhan
kebutuhan makan dan gizi seseorang, pangan sebagai fungsi komunikasi, pangan
sebagai fungsi religi dan magis, makanan juga berguna untuk mempertahankan
hubungan antar manusia, simbol identitas suatu masyarakat tertentu, dan dapat
pula dijadikan sebagai penunjang pariwisata yang dapat mendukung pendapatan
suatu daerah.
Kersip merupakan bahan baku makanan yang
banyak mengandung protein hewani. MenurutPositive Deviance Resource Centre. Keong sawah atau siput air mengandung protein sekitar 12 persen, kalsium 217 milligram, rendah kolesterol, 81 gram air, dan sisanya mengandung energi, protein, kalsium, karbohidrat, dan fosfor, semuanya terhitung dalam 100 gram keong sawah. Selain kandungan protein tersebut, siput air tawar dapat menurunkan kolesterol, sebagai pengembang otak, memperkuat kekebalan tubuh, mencegah kanker dan lain-lain.
Karena tingginya kandungan protein hewani yang
ada pada jenis siput ini, secara langsung ketersediaan kersip akan berpengaruh
terhadap kebutuhan gizi masyarakat yang ada di sepenjang Sungai Musi.
Kekurangan kersip ditakutkan akan berpengaruh terhadap kecerdasaan masyarakat.
Bersambung...
Musnahnya Kersip Acaman Bagi Budaya dan Makanan Khas Suku Rejang (Bagian 4)
Comments0
Komentar dengan link tidak diperkenankan.