*TSd0TUWlBUC0Gpz9GSO9GpMlBA==*

Media Tanam Organik Untuk Urban Farming

Tanaman sayuran kangkung dan Pak Coy di Pot. Foto: Dwi Tyas Pambudi


Tanikita.com - Untuk memenuhi kebutuhan sayuran keluarga kita dapat menanam dengan memanfaatkan pekarangan rumah seperti teras rumah, atap rumah, halaman rumah. Modelnya sangat bermacam bisa menggunakan pot, polibag, pipa air atau karung bekas semen dll. Keberhasilannya pun tergantung pada media tanam. 


Pertanian model ini sudah banyak diadopsi di wilayah perkotaan. Disebut juga dengan pertanian urban farming. Urban farming memanfaatkan lahan yang sempit seperti, atap pertokoan, teras rumah, garasi mobil dan dinding rumah. Hasilnya pun cukup untuk memenuhi kebutuhan sayuran keluarga bahkan membantu pendapatan.


Media tanam merupakan faktor penting suksesnya menanam sayuran dalam pot atau polybag yang pada akhirnya memengaruhi produktivitas dan kualitas sayuran yang dihasilkan. 


Kali ini kita akan membahas cara membuat media tanam organik yang biasa digunakan untuk budidaya sayuran organik dalam polybag ataupun pot. 


Media Tanam


Media berfungsi sebagai tempat hidupnya tanaman, menopang tanaman untuk bisa tegak berdiri, tempat akar tanaman tumbuh berkembang dan menyediakan nutrisi (unsur hara) bagi tanaman. 


Untuk menjadikan media tanam yang ideal bervariasi tergantung pada jenis tanaman yang ingin ditanam. Namun, secara umum, berikut adalah beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam memilih media tanam yang baik:

  1. Memiliki Porositas atau Pori- Pori Tanah Yang Bagus – Media tanam yang bagus harus mampu menyimpan air dan menjaga kelembabannya dan menyediakan oksigen bagi pertumbuhan tanaman. Media tanam harus mempunyai drainase (kemampuan mengalirkan air) dan aerasi (kemampuan mengalirkan oksigen) yang baik. 
  2. Mengandung Mikroorganisme Baik – Media tanam yang bagus harus mempunyai kandungan mikrooganisme tanah yang sangat bermanfaat bagi tanaman seperti mikroriza, trichoderma, rhizobium dll. Mikroorganisme ini sangat membantu menjaga keseimbangan biologis di dalam media tanah.
  3. Ketersediaan udara: Media tanam harus memiliki porositas atau struktur yang longgar sehingga udara dapat mengalir dengan baik ke akar tanaman. 
  4. Kandungan Unsur Hara: Media tanam harus memiliki kandungan unsur hara untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Bahan organik seperti kompos atau pupuk kandang dapat menambahkan nutrisi ke dalam media tanam.
  5. pH yang seimbang: pH media tanam harus sesuai dengan kebutuhan tanaman yang akan Anda tanam. Beberapa tanaman lebih suka lingkungan yang lebih asam, sedangkan yang lain membutuhkan pH yang lebih basa. Pastikan untuk memeriksa kebutuhan pH tanaman Anda dan menyesuaikan media tanam Anda menggunakan soil tester.
  6. Kemampuan mempertahankan kelembaban: Media tanam harus mampu mempertahankan kelembaban air. Media yang terlalu kering atau terlalu basah dapat menyebabkan masalah bagi pertumbuhan tanaman. Bahan organik dapat meningkatkan kandungan atau kelembaban air pada media. seperti Coco peat, kompos.
  7. Bebas dari hama dan penyakit: Pastikan media tanam yang Anda gunakan bebas dari patogen atau penyakit yang dapat merusak tanaman. Menggunakan media tanam steril atau memperlakukan media tanam dengan metode sterilisasi sebelum digunakan dapat membantu mengurangi risiko infeksi patogen
Pemanfaatan plastik bekas untuk budidaya tanaman daun bawang. Foto: Dwi Tyas Pambudi


Pembuatan Media Tanam Organik

Media tanam organik berasal dari sumber-sumber bahan alami dan dihasilkan tanpa menggunakan bahan kimia atau sintetik. Media tanam organik sering digunakan dalam pertanian yang alami dan ramah lingkungan.


Beberapa contoh media organik yang umum digunakan adalah:
  1. Tanah lapisan atas/top soil: Tanah yang kaya akan bahan organik, seperti humus, sering digunakan sebagai media tumbuh bagi tanaman organik. Tanah bagian atas atau top soil umumnya lebih subur dan memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
  2. Kompos: Kompos adalah hasil dari penguraian bahan organik dari sisa tumbuhan, limbah dapur, dan kotoran hewan. Kompos ini dapat digunakan sebagai pupuk organik atau campuran media tanam untuk memberikan nutrisi tambahan kepada tanaman.
  3. Serbuk gergaji: Serbuk gergaji kayu sering digunakan sebagai media organik dalam berkebun. Serbuk gergaji dapat menahan air dengan baik dan memberikan nutrisi kepada tanaman saat terurai.
  4. Serbuk sabut kelapa: Serbuk sabut kelapa yang dihasilkan dari kulit luar kelapa dapat digunakan sebagai media tanam organik. Serbuk ini memiliki sifat yang baik dalam menahan air dan udara, serta kaya akan serat organik yang baik untuk pertumbuhan akar tanaman.
  5. Vermikompos: Vermikompos adalah kompos yang dihasilkan dari proses pengomposan dengan bantuan cacing tanah. Cacing tanah membantu menguraikan bahan organik menjadi kompos yang kaya nutrisi. Vermikompos sering digunakan sebagai pupuk organik dan media tanam dalam pertanian organik.
  6. Arang sekam. Merupakan hasil pembakaran tak sempurna dari sekam padi. Arang sekam berguna untuk meningkatkan kapasitas porositas tanah. Penambahan arang sekam pada media tanam akan memperbaiki struktur media, menetralisir keasaman tanah (mempertahankan PH Tanah), menetralisir racun, meningkatkan daya ikat tanah terhadap air, merangsang pertumbuhan mikroorganisme menguntungkan, menjadikan tanah gembur sehingga memperbaiki drainase dan aerasi tanah. Arang sekam lebih baik dibanding sekam padi, karena arang sekam sudah mengalami pembakaran yang bisa menghilangkan bibit penyakit atau hama yang mungkin saja terikut. 
  7. Sabut kelapa (Coco Peat). Sabut kelapa biasanya diambil dari butir-butir sabut kelapa saat sabut kelapa diambil seratnya menggunakan alat khusus. Sabut kelapa (Coco Peat) mempunyai sifat seperti arang sekam tetapi lebih tinggi kemampuannya untuk menyimpan air. Media tanam sabut kelapa cocok digunakan di daerah yang kering dengan curah hujan rendah.

Cara Membuat Media Tanam Organik
  • Siapkan tanah yang gembur dan subur diambil diambil dari tanah lapisan atas (top soil) dari kebun. Tanah dikering anginkan, dihancurkan lalu diayak sehingga menjadi butiran-butiran halus dan bersih dari batu dan sisa-sisa akar tanaman. Tanah tidak boleh basah karena tanah yang basah akan menggumpal. Tanah yang menggumpal akan menyebabkan bahan-bahan tidak tercampur dengan merata.
  • Siapkan kompos, humus atau pupuk kandang yang telah matang. 
  • Siapkan arang sekam – Arang sekam bisa diperoleh dengan cara membeli ataupun dengan cara membuat sendiri.
  • Campurkan tanah, kompos, dan arang sekam sesuai perbandingan yang dikehendaki. Secara umum, perbandingan tanah : Kompos : arang sekam adalah 2 bagian tanah, 1 bagian kompos dan 1 bagian arang sekam (2:1:1). Komposisi campuran tanah : kompos : arang sekam bisa juga menjadi 1:1:1 tergantung dari jenis tanah yang digunakan. Jika tanahnya banyak mengandung liat (lempung) perbandingan 1 : 1 : akan lebih bagus.
  • Masukkan campuran media tanam tersebut kedalam pot atau polybag yang sudah disiapkan. Media tanam sudah siap digunakan dan ditanami sayuran organik.
Itulah cara sederhana pembuatan media tanam organik yang sangat mudah dilakukan. 

Comments0

Komentar dengan link tidak diperkenankan.

Type above and press Enter to search.