*TSd0TUWlBUC0Gpz9GSO9GpMlBA==*

Mikroorganisme Dekomposer pada Pembuatan Kompos

Jamur Trichoderma Foto: Wikimedia Commons

Tanikita.com - Kompos adalah bahan organik yang terurai secara alami melalui bantuan mikroorganisme dan digunakan sebagai pupuk untuk meningkatkan kesuburan tanah. 

Penggunaan kompos sebagai pupuk organik memiliki beberapa manfaat. Pertama, kompos meningkatkan kesuburan tanah dengan menyediakan nutrisi penting yang diperlukan oleh tanaman. Kedua, kompos meningkatkan struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik dan kemampuan tanah untuk menyimpan air. Ini dapat membantu mencegah erosi tanah dan meningkatkan daya tahan tanah terhadap kekeringan. Terakhir, penggunaan kompos membantu dalam pengelolaan limbah organik, mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Proses pembuatan kompos melibatkan penguraian bahan-bahan organik, seperti daun, rumput, sisa makanan, jerami, dan limbah pertanian, oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan cacing tanah.

Baca Juga: Media Tanam Organik Untuk Urban Farming

Mikroorganisme yang ada pada proses pengomposan menguraikan bahan-bahan organik dan menghasilkan enzim yang membantu memecahnya menjadi senyawa yang lebih sederhana. Selama proses ini, suhu tumpukan kompos meningkat (panas) karena aktivitas mikroorganisme.

Proses pembuatan kompos memerlukan bahan-bahan organik yang sudah dipilih dan dikumpulkan secara terpisah dicampur bersama-sama dalam jumlah yang tepat. Bahan-bahan ini kemudian ditempatkan di tempat yang sesuai, seperti di tumpuk, pembuatan lobang, atau bak kompos.

Proses pengomposan bisa memakan waktu beberapa minggu, bulan hingga setahun tergantung pada faktor-faktor seperti suhu, kelembaban, ukuran partikel, dan jenis bahan organik yang digunakan. Setelah selesai, kompos yang matang memiliki tekstur gelap, tidak berbau, suhu yang dingin dan merupakan sumber nutrisi yang baik untuk tanaman.

Penting untuk diingat bahwa proses pengomposan membutuhkan perhatian terhadap rasio bahan hijau dan bahan kering, jenis mikroorganisme, kelembaban/kadar air, suhu dan aerasi yang tepat untuk mencapai hasil yang baik. Selain itu, beberapa bahan organik seperti sisa makanan yang terurai perlu diolah dengan hati-hati untuk mencegah penyebaran bau atau masalah kebersihan.

Baca Juga: Meningkatkan Produksi Padi

Dekomposer

Untuk mempercepat pemasakan bahan organik, pupuk kandang, seresah menjadi kompos dan siap digunakan sebagai penyubur tanaman deperlukan mikroorganisme yaitu mikroorganisme dekomposer.

Dekomposer, juga dikenal sebagai kelompok organisme yang memainkan peran penting dalam siklus nutrisi dan penguraian bahan organik di alam. Organisme ini berperan penting dalam menguraikan sisa-sisa organisme mati atau bahan-bahan organik yang terurai, dan mengubahnya menjadi senyawa yang lebih sederhana yang dapat digunakan kembali oleh organisme lain dan dalam siklus ekosistem.

Beberapa contoh dekomposer termasuk bakteri, jamur, cacing tanah, serangga pengurai, dan beberapa jenis nematoda. Setiap kelompok ini memiliki peran khusus dalam proses dekomposisi.

Bakteri adalah dekomposer yang paling umum dan melibatkan berbagai spesies yang terlibat dalam penguraian bahan organik. Mereka dapat mengurai senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana melalui proses dekomposisi mikrobial. Contoh bakteri pengurai adalah:

Bacillus, Clostridium, Azotobacter, Geobacter, Alcaligenes, Micrococcus, Psuedomonas, Oceanobacter, Bacillus subtilis, Brevibacterium, Flavobaacterium, Novospingobium, Ideonella sakaiensis, Thalassospira Stappia, Pseudomonas fluorescens, Methanobacterium omelanski

Jamur juga merupakan dekomposer yang penting. Mereka memiliki kemampuan untuk menghasilkan enzim yang mampu menghancurkan zat organik kompleks seperti selulosa dan lignin yang ditemukan dalam serasah dan kayu mati. Jamur menghasilkan benang halus yang disebut hifa untuk menyerap nutrisi dari bahan organik terurai.

Contoh jamur pengurai adalah: Aspergillus niger, trichoderma,sp, Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), Penicillium sp.

Bersama dengan bakteri dan mikroorganisme lainnya, Jamur berperan sebagai dekomposer atau pengurai bahan organik. Dalam hal ini jamur akan melakukan proses penguraian atau dekomposisi bahan organik untuk mempercepat siklus materi.

Cacing tanah, seperti cacing tanah merah, juga berperan dalam proses dekomposisi. Mereka memakan bahan organik yang terurai, seperti daun kering, dan mengubahnya menjadi kotoran yang kaya nutrisi yang disebut humus. Kotoran cacing tanah berfungsi sebagai pupuk alami yang meningkatkan kesuburan tanah.

Serangga pengurai, seperti lalat pengurai dan kumbang pengurai, juga berperan dalam penguraian bahan organik. Mereka meletakkan telur pada bahan organik yang terurai, dan larva mereka memakan materi tersebut sebelum berubah menjadi bentuk dewasa.

Nematoda adalah cacing mikroskopis yang juga terlibat dalam proses dekomposisi. Mereka memakan bakteri, jamur, dan organisme mikroskopis lainnya yang terlibat dalam penguraian bahan organik.

Melalui kegiatan dekomposer, bahan organik yang terurai diubah menjadi nutrisi yang dapat diambil oleh tanaman dan organisme lainnya. Proses dekomposisi ini penting untuk menjaga keseimbangan dalam siklus nutrisi di alam dan memungkinkan daur ulang bahan organik yang terurai secara efisien.

Comments0

Komentar dengan link tidak diperkenankan.

Type above and press Enter to search.