![]() |
Tungau (Mites) Foto: Wikimedia Commons |
Tanikita.com - Artikel ini merupakan kumpulan seri pembahasan mengenai hama utama tanaman cabai. Artikel akan dibagi menjadi beberapa part untuk membahas setiap hama. Artikel akan membahas secara praktis jenis hama, daur hidup, gejala serangan dan pengendalian.
Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu faktor resiko yang cukup besar dalam budidaya cabai. Salah satu hama yang menjadi musuh petani cabai adalah hama Tungau.
Hama tungau (mites) dapat menyerang tanaman cabai tidak mengenal musim. Serangan dapat terjadi pada musim kemarau atau penghujan. Namun serangan pada musim kemarau lebih tinggi. Jenis yang biasa menyerang tanaman cabe ialah tungau kuning (Polyphagotarsonemus latus) dan tungau merah (Tetranycus sp.). Namun yang paling sering menyerang tanaman cabai adalah tungau kuning.
Tungau mempunyai karekteristik sebagai berikut:
• Tungau mampu berkembang biak secara cepat, dalam suhu 27 derajat celcius, mereka mampu menetas dalam waktu 3 hari dan dalam waktu 5 hari mereka mampu menjadi tungau dewasa secara seksual.
• Hama ini sering disebut juga tengu, tongo atau "mites"
• Hama ini berukuran sangat kecil, panjang tubuh +/- 0,25 mm.
• Hama dewasa bertungkai delapan, sedangkan yang pra dewasa bertungkai enam.
• Tubuhnya berwarna hijau kekuningan transparan.
• Perkembangan tungau akan sangat cepat pada musim kemarau
• Lamanya daur hidup: 10-14 hari.
• Tungau betina sekali bertelur dapat mengahsilkan telur hingga 20 butir per hari yang masa hidupnya selama 2 – 4 minggu, sehingga bisa menghasilkan ratusan telur.
Biasanya serangan tungau kuning terjadi ketika musim kemarau tiba, hal ini dikarenakan para hama tungau bisa berkembang biak dengan cepat ketika kondisi kering. Akibatnya tanaman cabe yang terserang akan mengalami pertumbuhan yang terhambat.
Gejala Serangan Tungau
Seperti hama utama tanaman cabai lainnya, serangan tungau juga mempunyai ciri-ciri yang bisa dilihat secara kasat mata. Serangan biasa terjadi pada bagian bawah daun yang menjadi seperti tembaga, tepi daun mengeriting, daun menjadi kaku dan melengkung ke bawah (seperti sendok terbalik). Pada serangan berat, tunas daun dan bunga gugur
Selain seperti ciri-ciri di atas pada daun muncul bintik berwarna kuning di permukaan daun yang mana bintik kuning tersebut lama kelamaan berkembang dan menyebar ke seluruh daun hingga daun berubah warna jadi cokelat dan akhirnya hitam.
Tungau pada cabai dapat merujuk pada berbagai jenis tungau yang dapat menyerang tanaman cabai. Salah satu jenis tungau yang umum ditemukan pada tanaman cabai adalah tungau laba-laba (Tetranychus spp.), yang juga dikenal sebagai tungau merah.
Siklus Hidup Tungau
Siklus hidup tungau melibatkan beberapa tahap yang dapat bervariasi tergantung pada spesies tungau. Namun, secara umum, berikut adalah gambaran umum dari daur hidup tungau:
1. Telur: Siklus hidup tungau dimulai dengan telur. Tungau betina biasanya meletakkan telur-telur ini di tempat yang sesuai dengan lingkungan hidup mereka, seperti pada tanaman, tanah, atau substrat organik lainnya. Jumlah telur yang diletakkan dapat bervariasi antara spesies tungau.
2. Larva: Setelah telur menetas, tungau berada dalam tahap larva. Larva tungau biasanya memiliki tiga hingga empat pasang kaki dan memiliki ukuran yang sangat kecil. Mereka akan mencari makanan dan berkembang biak selama tahap ini.
3. Nimfa: Setelah beberapa molting, larva berkembang menjadi nimfa. Nimfa adalah bentuk tungau yang lebih mirip dengan tungau dewasa tetapi belum mencapai tahap dewasa secara penuh. Selama tahap nimfa, tungau akan terus tumbuh dan mengalami molting untuk mencapai ukuran yang lebih besar.
4. Dewasa: Setelah mencapai tahap dewasa, tungau akan mencapai ukuran dan bentuk penuh mereka. Pada tahap ini, tungau betina dan jantan dapat berkembang biak dan menghasilkan keturunan baru. Siklus hidup kemudian berulang dengan tungau dewasa yang bertelur dan meletakkan telur baru.
Periode waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan daur hidup tungau dapat bervariasi tergantung pada spesiesnya dan kondisi lingkungan. Beberapa tungau dapat menyelesaikan siklus hidup mereka dalam waktu singkat, sementara yang lain membutuhkan waktu yang lebih lama.
Penting untuk diingat bahwa daur hidup tungau ini adalah umum dan bisa berbeda untuk setiap spesies tungau.
Pengendalian
Pengendalian tungau dapat melibatkan berbagai pendekatan tergantung pada jenis tungau yang ingin dikendalikan dan konteksnya. Berikut adalah beberapa metode umum yang digunakan untuk mengendalikan tungau:
1. Metode Budidaya:
- Mengatur rotasi tanaman: Menghindari penanaman yang berkelanjutan dari tanaman yang rentan terhadap tungau dapat mengurangi risiko infestasi.
- Membersihkan dan menghilangkan sisa tanaman: Menghilangkan sisa-sisa tanaman yang terinfestasi atau yang jatuh dari tanaman dapat mengurangi populasi tungau.
- Menggunakan jarak tanam yang tepat: Menanam tanaman dengan jarak yang cukup antara satu sama lain dapat membantu mengurangi penyebaran tungau dari satu tanaman ke tanaman lainnya.
- Menanam cabai pada tempat yang jauh dari tanaman cabai terserang,
-Tidak menanam cabai secara terus menerus pada tempat yang sama,
2. Metode Fisik:
- Penyiraman dengan air: Penyiraman tanaman secara teratur dengan air dapat membantu mengurangi kekeringan yang dapat menjadi kondisi yang disukai oleh tungau.
- Penggunaan alat fisik: Penggunaan alat seperti alat semprot air atau penghisap debu untuk membersihkan daun tanaman dari tungau dapat membantu mengurangi populasi mereka.
- Menggunakan perangkap ikat biru, kuning atau putih yang di pasang sedikit di atas tajuk tanaman yaitu dengan tinggi sekitar 50 cm. Pasang perangkap ini di tengah tanaman ketika tanaman cabe berusia 2 minggu sebanyak 2 buah per 500 meter persegi. Jangan lupa selalu melakukan pengolesan ulang berupa perekat atau oli setiap seminggu sekali. Atau menggunakan lem lalat berferomon dan berwarna kuning seperti Glumon, Leila
3. Metode Biologis:
- Penggunaan musuh alami: Memperkenalkan atau meningkatkan keberadaan predator atau parasit alami tungau, seperti beberapa jenis serangga predator, dapat membantu mengendalikan populasi tungau. Dapat memanfaatkan musuh alami tungau kuning seperti kumbang AmblysiuscucumerisOriusminutes, CoccinellidaeCoccinellarepanda, patogen Entomophthora sap dan arachnidea.
- Penggunaan mikroorganisme pengendali: Beberapa jenis mikroorganisme seperti spesies dari genus Neoseiulus atau Phytoseiulus dapat digunakan untuk mengendalikan tungau secara biologis.
4. Metode Kimia:
- Penggunaan insektisida: Penggunaan insektisida yang sesuai dan aman dapat digunakan untuk mengendalikan tungau. Namun, perlu diingat untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang benar dan memperhatikan dosis dan waktu aplikasi yang disarankan. Insektisida di pasaran yang dapat dibeli seperti bahan aktif, imidakloprid, abamektin, emamektin benzoat dll.
- Penggunaan pestisida nabati: Beberapa pestisida nabati yang mengandung bahan aktif alami dapat digunakan sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan.
5. Pengendalian dengan kultur teknis
Tungau kuning akan menyerang ketika tanaman cabe berusia 14 hari setelah tanam, guna mencegahnya dapat menggunakan mulsa plastik dan menggunakan tanaman perangkap caisin. Jika tanaman terserang tungau kuning, maka nada harus melakukan sanitasi dan pemusnahan.
Mengingat tungau aktif pada malam hari, maka lakukanlah penyemprotan setiap sore hari atau menjelang malam.
Pastikan selalu menjaga kebersihan yang ada di lahan pertanian cabe dan juga di sekitar lahan cabe seperti membersihkan gulma – gulma yang mulai tumbuh secara teratur, dengan begitu bisa mengurangi terjadinya serangan berbagai macam penyakit dan hama.
Penting untuk melakukan identifikasi yang akurat terhadap jenis tungau yang ada dan memilih metode pengendalian yang sesuai. Juga, kombinasi dari beberapa metode pengendalian tungau dapat memberikan hasil yang lebih efektif daripada menggunakan satu metode saja.
***
Comments0
Komentar dengan link tidak diperkenankan.